Pembuatan
Tempe Menggunakan Ragi
Disusun
oleh:
Aufa Ananda Wibowo
Muhammad Hanief Muzhaffar
Maheswara Rabbani
Rizki Fayad Pratama Siregar
Danendra Widiyoaribowo Pranoto
Alvita Kridaprakosa
Kelas: 9 Orion
Lazuardi GIS Jakarta
2015/2016
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tempe
adalah makanan tradisional yang terbuat dari kedelai. Sekarang kebanyakan orang
yang bisa membuat tempe dan menyukai tempe. Salah satu orang yang menyukai
tempe adalah Jonathan, teman kita. Walaupun makanan ini temasuk makanan
tradisional, tetapi dengan membuat tempe kita bisa mencari nafkah dengan cara
menjualnya. Dengan bahan baku yang murah, harga satuan tempe dapat sangat
mahal. Sehingga di beberapa negara harga tempe sangat tergantung dengan
kemudahan mendapatkan bahan-bahannya.
Kualitas
dan cita rasa tempe yang enak sangat ditentukan oleh pemilihan bahan-bahan yang
berkualitas pula, diantaranya adalah biji kedelai yang berkualitas baik, dan
yang memberikan peran utama adalah “Ragi Tempe” yang melakukan proses fermentasi
dalam pembentukan tempe yang sesungguhnya.
1.2
Tujuan
Percobaan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ragi terhadap pembuatan tempe. Serta dengan
tujuan agar kita dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan baik dan
benar. Selain
itu, adalah untuk memberi penjelasan tentang tempe, cara pembuatan tempe dan
menambah wawasan tentang tempe.
1.3 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
cara membuat tempe menggunakan ragi?
2.
Apakah
tempe bermanfaat bagi kesehatan?
3.
Apa
pengaruh ragi terhadap tempe?
1.4 Pembatasan
Masalah
Tempe
adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap kacang kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus
Oligosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus. Ragi tempe juga merupakan bahan
yang sangat penting untuk menghasilkan tempe yang berkualitas dan enak rasanya.
Pengunaan ragi tempe yang berkualitas baik menghasikan tempe yang tebal dan
padat tidak lembek.
Kapang
yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempa kaya akan serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalm tempa
mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan
antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
1.5 Hipotesis
-
Hipotesis
nol: Tidak adanya pengaruh ragi terhadap fermentasi tempa
-
Hipotesis
kerja: Adanya pengaruh ragi terhadap fermentasi tempe
1.6 Pengumpulan
Data
-
Variabel
bebas (diubah)
a.
Air
yang dipakai untuk merendam kedelai
b.
Daun
pisang yang dipakai untuk membungkus tempe
-
Variabel
kontrol (disamakan)
a.
Setiap
jumlah takaran kedelai, harus sebanding dengan takaran ragi
b.
Waktu
untuk mendiamkan proses fermentasi tempe
-
Variabel
terikat (hasil yang diinginkan)
a.
Sejumlah
variabel kontrol akan menghasilkan berapa bungkus tempe sesuai besar kecilnya
daun pisang
BAB
II
BAHAN
DAN METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tempat
dan Waktu
Eksperimen ini
dilakukan di lab science di lingkungan sekolah Lazuardi GIS Jakarta pada jam
pembelajaran Science, hari Senin tanggal 19 Oktober 2015.
2.2 Alat
dan Bahan
Alat: - Langseng
- Tupperware
- Plastik
- Daun pisang
- Baskom
- Saringan
Bahan: - Kacang kedelai
- Air
- Ragi
2.3 Langkah Kerja
- Cuci langseng sampai bersih.
- Kedelai direndam.
- Pisahkan kulit kedelai dari kedelainya.
- Jika sudah, cuci kedelai dengan air agar bersih.
- Lalu rebus dengan air panas selama 30 menit.
- Saringkan kedelai yang sudah direbus agar airnya tidak ikut terbawa.
- Kedelai dimasukkan ke dalam plastik bersamaan dengan ragi setelah itu dikocok secara bersamaan.
- Letakkan kedelai yang sudah tercampur dengan ragi di atas daun pisang lalu digulung setelah itu masukkan ke Tupperware.
- Tutup lalu simpan selama 21 jam.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Pengamatan
Gambar
|
Keterangan
|
|||||
Rasa
|
Tekstur
|
Warna
|
||||
Sebelum ditunggu
(tidak ada foto)
Sesudah ditunggu
(tidak ada foto)
|
Hambar
Belum dicoba karena tidak ada
yang berani untuk mencoba karena takut keracunan dan tidak yakin dengan
hasilnya.
|
Tidak berbentuk
Berantakan
|
Kecoklatan (kata Dana)
Putih
|
1.2 Pembahasan
Tidak diukur dengan tepat takaran ragi terhadap takaran
kedelai, maka fermentasi tempe tidak berhasil. Tekstur tidak menjadi padat,
rasa tidak enak dan berbau. Hasil tempe tidak bisa dimakan dan dapat
membahayakan kesehatan.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Bahan-bahan
tidak diukur takarannya dengan tepat terutama variabel kontrol yaitu, jumlah
takaran ragi terhadap takaran tempe.
2. Variabel
kontrol yang lain yaitu, mendiamkan tempe selama 21 jam menghasilkan bau yang
tidak sedap. Apabila takaran tepat maka variabel kontrol ini sangat membantu
menghasilkan tempe yang padat dan tidak berbau.
4.2 Saran
Untuk menghasilkan tempe yang baik diperlukan percobaan
berulang kali dan kesabaran yang tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar