Senin, 07 Desember 2015

Karya Ilmiah - Pembuatan Tempe Menggunakan Ragi





Pembuatan Tempe Menggunakan Ragi



Disusun oleh:
Aufa Ananda Wibowo
Muhammad Hanief Muzhaffar
Maheswara Rabbani
Rizki Fayad Pratama Siregar
Danendra Widiyoaribowo Pranoto
Alvita Kridaprakosa
Kelas: 9 Orion

Lazuardi GIS Jakarta
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Tempe adalah makanan tradisional yang terbuat dari kedelai. Sekarang kebanyakan orang yang bisa membuat tempe dan menyukai tempe. Salah satu orang yang menyukai tempe adalah Jonathan, teman kita. Walaupun makanan ini temasuk makanan tradisional, tetapi dengan membuat tempe kita bisa mencari nafkah dengan cara menjualnya. Dengan bahan baku yang murah, harga satuan tempe dapat sangat mahal. Sehingga di beberapa negara harga tempe sangat tergantung dengan kemudahan mendapatkan bahan-bahannya.
Kualitas dan cita rasa tempe yang enak sangat ditentukan oleh pemilihan bahan-bahan yang berkualitas pula, diantaranya adalah biji kedelai yang berkualitas baik, dan yang memberikan peran utama adalah “Ragi Tempe” yang melakukan proses fermentasi dalam pembentukan tempe yang sesungguhnya.

1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ragi terhadap pembuatan tempe. Serta dengan tujuan agar kita dapat mengerti cara pembuatan tempe kedelai dengan baik dan benar. Selain itu, adalah untuk memberi penjelasan tentang tempe, cara pembuatan tempe dan menambah wawasan tentang tempe.

1.3  Rumusan Masalah
1.     Bagaimana cara membuat tempe menggunakan ragi?
2.     Apakah tempe bermanfaat bagi kesehatan?
3.     Apa pengaruh ragi terhadap tempe?

1.4  Pembatasan Masalah
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap kacang kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus Oligosporus, Rh. Oryzae, Rh. Stolonifer (kapang roti), atau Rh. Arrhizus. Ragi tempe juga merupakan bahan yang sangat penting untuk menghasilkan tempe yang berkualitas dan enak rasanya. Pengunaan ragi tempe yang berkualitas baik menghasikan tempe yang tebal dan padat tidak lembek.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempa kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalm tempa mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

1.5  Hipotesis
-       Hipotesis nol: Tidak adanya pengaruh ragi terhadap fermentasi tempa
-       Hipotesis kerja: Adanya pengaruh ragi terhadap fermentasi tempe

1.6  Pengumpulan Data

-       Variabel bebas (diubah)
a.     Air yang dipakai untuk merendam kedelai
b.     Daun pisang yang dipakai untuk membungkus tempe
-       Variabel kontrol (disamakan)
a.     Setiap jumlah takaran kedelai, harus sebanding dengan takaran ragi
b.     Waktu untuk mendiamkan proses fermentasi tempe
-       Variabel terikat (hasil yang diinginkan)
a.     Sejumlah variabel kontrol akan menghasilkan berapa bungkus tempe sesuai besar kecilnya daun pisang

BAB II
BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

2.1  Tempat dan Waktu
Eksperimen ini dilakukan di lab science di lingkungan sekolah Lazuardi GIS Jakarta pada jam pembelajaran Science, hari Senin tanggal 19 Oktober 2015.


2.2  Alat dan Bahan

                  Alat: - Langseng
                            - Tupperware
                            - Plastik
                            - Daun pisang
                            - Baskom
                            - Saringan
                      
                  Bahan: - Kacang kedelai
                               - Air
                               - Ragi
                        
2.3 Langkah Kerja
  1. Cuci langseng sampai bersih.       
  2. Kedelai direndam.
  3. Pisahkan kulit kedelai dari kedelainya.
  4. Jika sudah, cuci kedelai dengan air agar bersih.
  5. Lalu rebus dengan air panas selama 30 menit. 
  6. Saringkan kedelai yang sudah direbus agar airnya tidak ikut terbawa.   
  7. Kedelai dimasukkan ke dalam plastik bersamaan dengan ragi setelah itu dikocok secara bersamaan.               
  8. Letakkan kedelai yang sudah tercampur dengan ragi di atas daun pisang lalu digulung setelah itu masukkan ke Tupperware.    
  9. Tutup lalu simpan selama 21 jam.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1  Hasil Pengamatan
Gambar
Keterangan
Rasa
Tekstur
Warna
Sebelum ditunggu
 


 (tidak ada foto)



Sesudah ditunggu



(tidak ada foto)
Hambar








Belum dicoba karena tidak ada yang berani untuk mencoba karena takut keracunan dan tidak yakin dengan hasilnya.
Tidak berbentuk







Berantakan
Kecoklatan (kata Dana)







Putih

1.2  Pembahasan
Tidak diukur dengan tepat takaran ragi terhadap takaran kedelai, maka fermentasi tempe tidak berhasil. Tekstur tidak menjadi padat, rasa tidak enak dan berbau. Hasil tempe tidak bisa dimakan dan dapat membahayakan kesehatan.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1.     Bahan-bahan tidak diukur takarannya dengan tepat terutama variabel kontrol yaitu, jumlah takaran ragi terhadap takaran tempe.
2.     Variabel kontrol yang lain yaitu, mendiamkan tempe selama 21 jam menghasilkan bau yang tidak sedap. Apabila takaran tepat maka variabel kontrol ini sangat membantu menghasilkan tempe yang padat dan tidak berbau.

4.2 Saran
Untuk menghasilkan tempe yang baik diperlukan percobaan berulang kali dan kesabaran yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
-       Latar belakang: https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe